SARANA SEA GAMES XXVI
Sumber :http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=264848
Membangun berbagai sarana olahraga untuk pelaksanaan SEA Games XXVI membutuhkan biaya sangat besar. Namun, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Ir H Alex Noerdin menghadapi itu dengan penuh semangat dan rasa senang (happy). Alex melibatkan kalangan dunia usaha (swasta), terutama yang beroperasi di Sumsel, untuk membangun berbagai sarana itu dengan sistem built operate transfer (BOT) serta lelang terbuka. "Dengan sistem ini, tidak ada satu sen pun dana APBD yang terpakai," kata Alex Noerdin kepada wartawan di Palembang, beberapa hari lalu. Ia menegaskan, sepenuhnya ingin menjadikan SEA Games XXVI yang akan digelar November 2011 mendatang sebagai momen untuk untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Sumsel. Salah satunya adalah pembangunan Pusat Olahraga dan Bisnis Palembang atau Palembang Sport and Covention Center (PSCC) yang pemancangan tiang pertamanya dilakukan Jumat (22/10). Pembangunan ini dengan merevitalisasi GOR berusia 40 tahun di Jalan Kampus, Palembang, yang kondisinya tidak bagus lagi. PT Griya Inti Sejahtera (GISI), yang jadi pemenang tender, akan menggelontorkan dana investasi sebesar Rp 127,6 miliar untuk pembangunan PSCC, dan kompensasinya diberi hak pengelolaan selama 28 tahun. Bukan berarti selama masa itu, Pemprov Sumsel tidak mendapat apa-apa. Pemprov Sumsel akan mendapat sharing penghasilan pada tahun pertama sebesar Rp 365 juta, kemudian terus meningkat sampai Rp 994 juta hingga akhir tahun perjanjian. Secara akumulasi, selama 28 tahun, Pemprov akan mengantongi Rp 18,7 miliar. Perinciannya dari sarana olahraga Rp 5,1 miliar, hotel Rp 12,3 miliar, dan town square Rp 1,3 miliar. Diperkirakan setelah menjadi PSCC, nilai bangunan GOR yang saat ini ditaksir Rp 2,6 miliar, pada 28 tahun mendatang akan meningkat jadi Rp 497,7 miliar. Secara profit, setelah 28 tahun, Pemprov Sumsel akan mendapat PAD Rp 531,4 miliar. Lebih jauh dari itu, keberadaan PSCC bakal menyerap banyak tenaga kerja. PT GISI memperkirakan selama konstruksi akan membutuhkan sekitar 700 tenaga kerja. Kemudian saat operasional nanti akan menyerap sedikitnya 1.000 pekerja. Begitu pula dengan town square menggunakan sekitar 600 karyawan. Seluruhnya akan menggunakan tenaga lokal. "Jadi, setelah 28 tahun, PSCC akan menjadi milik Pemprov Sumsel. Dan, kami mendapat revenues sharing setiap tahun yang besarnya dihitung bersama. Jadi, semuanya happy. Tidak ada yang lebih smart dari pembangunan PSCC ini," kata Alex Noerdin pada pemancangan tiang pertama PSCC ini. Pembangunan PSCC ini diyakini juga akan memberi dampak yang lebih luas. "PSCC ini nanti akan menjadi salah satu instrumen yang efektif bagi kehadiran turis, traders, dan investor ke Sumsel," kata Alex Noerdin. Awalnya memang tidak semua kalangan menerima langkah Alex Noerdin. Namun, prospek yang tergambar tadi membuat langkah itu menjadi diterima. Terlebih, langkah tadi justru memupus pengeluaran dana APBD. Pasalnya, pembangunan PSCC dilakukan dengan merevitalisasi bangunan fungsi gedung olahraga (GOR) Selama ini biaya pemeliharaan GOR itu setiap tahunnya menghabiskan dana Rp 226 juta, sementara penghasilan yang masuk untuk PAD setiap tahunnya hanya 66 juta. "Silakan wartawan masuk ke toilet, mungkin niat buang air kecil bisa tidak jadi. Lebih baik pilih kencing di bawah pohon saja," kata Alex Noerdin. GOR seluas 25.028 meter persegi itu bakal berubah menjadi gedung sarana olahraga untuk beberapa cabang in door yang dilengkapi dengan hotel, dan town square. Alex Noerdin juga menegaskan bahwa pembangunan PSCC tidak akan merusak lingungan seperti sempat disorot pihak Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). "Pembangunan PSCC tidak merusak ruang hijau. Di tempat ini juga akan dibuat resapan air agar tidak banjir," katanya. (Djunaedi TA/Dwi Putro AA)
0 komentar:
Posting Komentar