Rabu, 17 April 2013

Gajah "Bona Boni" Maskot POM ASEAN 2014


SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Gajah "Bona-Boni" dijadikan maskot Pekan Olahraga Mahasiswa ASEAN XVII di Palembang, Sumatera Selatan tahun 2014.

"Sumsel memilih Bona-Boni karena sudah disayembarakan sebelumnya," kata Anggota Panitia Persiapan POM ASEAN Maryamah di Palembang, Kamis (4/4/2013).

Ia mengatakan, maskot POM ASEAN itu dalam waktu dekat akan disosialisasikan ke beberapa negara peserta setelah diresmikan panitia pelaksana yang terdiri atas Pemerintah Provinsi Sumsel, KONI, dan Dirjen Pendidikan Tinggi.

Pada pertemuan delegasi negara peserta POM ASEAN di Palembang, pertengahan Maret lalu, menurutnya telah disosialisasikan mengenai maskot itu.

"Segera setelah Bona-Boni dibuat sebagai maskot tiap-tiap cabang olahraga yang dipertandingan, maka akan disosialisasikan ke masyarakat umum terutama kalangan mahasiswa. Tentunya, akan menampilkan ciri khas Sumsel seperti menggunakan kain songket," ujarnya.

Ia menambahkan, perhelatan ASEAN University Games di Palembang diprediksi bakal lebih banyak dibandingkan ajang sebelumnya yakni di Laos tahun 2012, lantaran letak geografis kota yang relatif dekat dengan negara-negara peserta.

Selain itu, fasilitas olahraga berstandar internasional seperti arena renang terbaik di Asia setelah di Beijing, stadion atletik standar olimpiade, hingga stadion sepak bola berkapasitas 40 ribu orang, diyakini bakal menjadi daya tarik tersendiri.

"Antusias dari negara-negara peserta telah dinyatakan dalam pertemuan perwakilan delegasi beberapa waktu lalu, ini sebagai peringatan bagi Sumsel bahwa harus bekerja lebih keras dibandingkan SEA Games lalu untuk meraih kesuksesan serupa," ujarnya.

Sebanyak 5.000 atlet dan sekitar 2.000 ofisial diperkirakan mengikuti ajang bergengsi antarmahasiswa ke-17 itu yang mempetandingkan 21 cabang olahraga.

Meski perhelatan itu tidak seakbar SEA Games, namun secara jumlah peserta akan meningkat tiga kali lipat, menyusul peran Sumsel sebagai tuan rumah tunggal, katanya.

Editor : Soegeng Haryadi
Sumber : Antara

Sumatera Selatan Miliki Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Gas (PLTG)

 
PALEMBANG – Sumsel kini memiliki pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) berbahan baku gas alam yang terkompresi (compressed natural gas/CNG) pertama di dunia. Dengan keberadaan pembangkit ini, terjadi penghematan biaya produksi listrik hingga US$59.500.

Pembangunan pembangkit di Jakabaring ini dilatarbelakangi tingginya permintaan energi listrik, khususnya kebutuhan malam hari. Di satu sisi, Sumsel memiliki banyak sumur gas alam dengan kapasitas produksi kecil.

Karena itu, dianggap pas apabila kemudian dibangun pembangkit CNG untuk memenuhi kebutuhan listrik Sumsel tersebut. Kata Direktur PT PLN (persero), Nur Pamudji, kebutuhan listrik terbesar untuk penerangan. Karena itu, pembangkit listrik harus dioperasionalkan pada malam hari.

“Gas alam itu nantinya digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik sehingga dapat menghasilkan data listrik sekitar 12 MW,” ujarnya. Sebelum digunakan untuk menghasilkan listrik, gas dari sumur-sumur kecil tersebut dikumpulkan terlebih dahulu dalam instalasi CNG storage plant.
Nah, gas yang terkompres hingga sekitar BBTUD itu dapat digunakan untuk operasional pembangkit selama enam jam. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listik pada beban puncak, PLN menyiapkan tiga unit pembangkit listrik tenaga gas turbin aerodervatove TM2500 berkapasitas masing-masing 18 MW. 
Nah, energi listrik yang dihasilkan PLTG CNG tersebut disalurkan selama enam jam ke sistem Sumatera melalui transmisi 150 kV ke rumah – rumah pelanggan. “Dulu, pada malam hari masih menggunakan pembangkit minyak  karena tidak ada tempat untuk menyimpan gas.  Kini, sudah dirintis pembangkit CNG untuk “mengamankan” kebutuhan listrik pada malam hari,” kata Nur Pamudji.

Yang dimaksud CNG, gas alam dimampatkan dan disimpan dalam tabung dengan tekanan sekitar 200-250 bar dalam waktu 18 jam per harinya. Gas tersebut lalu dialirkan lagi  melalui pipa pembangkit PLTG yang nantinya beroperasi saat beban puncak. Pembangunan pembangkit CNG di Sumsel ini, kata Nur Pamuji, akan menjadi percontohan bagi daerah lainnya di Indonesia.

Di antaranya Jambi, Kalimantan Timur dan Pasuruan. “Nah, yang di Pasuruan dan Jambi rencanya akan selesai juga dalam waktu dekat ini juga,” bebernya.  Direktur Utama PDPDE Sumsel, Caca Ica Saleh mengatakan, pihaknya menyiapkan lahan dan suplai gas sebesar 3 MMSCFD yang diperoleh dari SK Migas dalam hal ini PT Medco E&P.

Berdasarkan perjanjian jual beli gas, pipa dialirkan dari Muara Enim ke Palembang melalui pipa milik Pertamina Gas (Pertagas). “Dalam pengelolaan dan pengoperasian jaringan pipa dan metering, PDPDE bekerja sama dengan PT PDPDE Gas. Untuk proses CNG, kita bekerja sama dengan PT Daruma Mitra Alam,”ucapnya.

Ditambahkan Caca, PLN menyediakan tiga unit gas turbin, salah satunya untuk cadangan. PLN juga membangun incomer, gardu induk, dan tiga tower transimisi 150 KV. Kontrak suplai CNG dengan PLN  sendiri selama delapan tahun. “Proyek ini mampu menyerap 59 tenaga kerja. Pembangunannya sendiri sekitar 11 bulan,”tuturnya.

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin meminta PT Medco menambah suplai gas untuk pembangkit ini dari kesepakatan awal kontrak delapan tahun. Ia mengatakan, suatu kebanggaan karena pembangkit CNG di Sumsel merupakan sejarah baru di dunia dan akan ditiru banyak daerah lain di luar Sumsel.  “Kita selalu jadi pionir dan pembangkit CNG ini akan digunakan pada malam hari,”pungkasnya. (rip/ce2)
TM