Sriwijaya Post - Minggu, 29 Agustus 2010 16:10 WIB
PERMAINANNYA sangat lugas, cepat, dan keras. Sebagai gelandang pengatur serangan, pemuda bernama lengkap Mahadirga Marando Lasut ini tidak segan-segan bertahan dan terus berlari mengejar bola. Sehingga tidak jarang wasit pun memberikan kartu kuning dari permainan kerasnya.
Wajar saja jika pelatih Ivan Kolev langsung menyukainya dan merekomendasikan namanya untuk segera dikontrak selama satu musim 2010/2011.
Sebelumnya, tidak ada yang mengenal nama Mahadirga Marando Lasut di kancah Liga Super Indonesia (ISL). Bakat anak muda asal Tomohon Sulawesi Utara (Sultra) ini, sempat tenggelam lantaran klub Persmin Minahasa yang sempat mentas di Divisi Utama kolaps.
Padahal klub itu masuk sebagai salah satu klub perserta ISL musim 2008/2009. Sebab mampu finish di peringkat 7 wilayah Timur. Namun karena alasan dana, klub itu bangkrut, impian Dirga bermain di ISL pun sirna. Seluruh pemainnya pun bubar dan menjadi klub masing-masing.
"Termasuk saya pergi mencari klub baru demi mencari penghidupan dan menjaga performa terbaik saya," jelas Dirga.
Dirga Lasut demikian sapaannya, kemudian pindah ke klub Persiraja Banda Aceh, klub Divisi Utama selama satu musim 2008/2009. Kemudian terakhir pindah ke Pesih Tembilahan musim 2009/2010.
Selama satu musim, bakatnya tercium talent scotting Timnas U-23 yang akan diberangkatkan menuju SEA Games Laos Desember 2009 lalu.
Dirga kemudian dipanggil untuk memperkuat Timnas U-23 dan mengikuti pemusatan latihan selama 5 bulan di Palembang.
Bakat Dirga sebagai gelandang pengatur serangan dan bertahan terlihat sangat menonjol. Dia pun bersaing dengan nama-nama tenar semacam Tony Sucipto dan Egi Melgiansyah.
Dirga pun dibawa terbang menuju Laos untuk memperjuangkan Tim Merah Putih. Namun mereka gagal total, Timnas pun tersingkir di babak penyisihan.
Apa komentar Dirga tentang kegagalan Timnas U-23. Menurut dia hubungan pemain dan pelatih Timnas kala itu sangat buruk. Akibatnya pemain tidak memiliki semangat. "Kami tidak diperlakukan seperti pemain, sehingga semuanya tidak bermain dengan hati dan kami kalah," jelas Dirga.
Namun menurut pemilik tinggi 172 cm/64 kg ini, Kondisi di SFC menurut Dirga sangat berbeda, semuanya berjalan dengan baik. Klub memperlakukan mereka seperti pemain, bukan sebagai mesin atau tentara. Keharmonisan ini membuat Dirga dan rekan-rkannya merasa sangat enjoy.
"Begitu juga dengan pelatih, membuat kami sangat nyaman, manajemen juga sangat baik," ujar Dirga.
Menurut mantan pemain Persemin Minahas ini, kondisi membuatnya optimis bahwa SFC akan mampu meraih hasil terbaik di Liga Super Indonesia (ISL), Piala Indonesia bahkan tingkat Asian Football Confederation (AFC) sekalipun.
Kini mereka hanya memerlukan latihan keras dan bersama-sama dalam waktu yang cukup agar saling memahami karakter masing-masing.
"Sebuah tim memang membutuhkan waktu yang cukup untuk saling adaptasi. Kami semua merasa enjoy. Hal ini akan membuat kami selalu plong dan tanpa beban," jelasnya.
Ketika disinggung mengenai banyaknya pemain bintang di posisi yang sama, hal ini dikhawaritkan membuat posisinya terancam, sebut saja nama-nama beken seperti Ponaryo Astaman, Firman Utina, dan Mahyadi Pangabean, pemuda usia 22 tahun mengaku tidak masalah, ia justru semakin termotivasi untuk terus belajar.
"Bersama mereka saya merasa sangat enak. Sebab saya bisa banyak belajar dan menimba pengalaman," jelas Dirga.
Apa target bersama SFC? anak pertama dari empat bersaudara ini mengaku, ingin meraih gelar ISL dan Piala Indonesia, sebab dua gelar ini adalah target utama manajemen SFC."Berusaha sekuat tenaga mewujudkan target klub," jelasnya.
Ketika disinggung bahwa dia diplot sebagai suksesor Zah Rahan Krangar yang hengkang dan Firman Utina yang memperkuat Timnas, putra pasangan Max Lasut dan Meidi Pengemanan ini mengaku permainannya berbeda jauh dengan Zah Rahan maupun Firman Utnia. Sebab menurut dia setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda.
"Bakat Zah Rahan dan Firman Utina tidak ada yang menyamainya, khususnya saya pun juga berbeda. Butuh waktu bagi saya untuk terus belajar. Tentunya saya akan memberikan warna baru bagi SFC," ujarnya.
Nama: Mahadirga Maranando Lasut
TTL: Temohon, 17 Agustus 1988
Posisi: Gelandang
Karir
2000-2004 Junior Temohon Manado
2007-2008 Persmin Minahasa
2008-2009 Persiraja Banda Aceh
2009-2010 Persi Tembilahan
2010-Sekarang Sriwijaya FC
Timnas
2009-2011 U-23
0 komentar:
Posting Komentar